HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL 2016

JEJAKBELANTARA - Mungkin tidak banyak orang yang mengetahui kenapa peringatan Hari Peduli Sampah Nasional selalu jatuh dan diperingati setiap tanggal 21 Februari. Ya, tanggal itu sengaja diambil oleh Pemerintah khususnya oleh Kementrian Lingkungan Hidup, sebagai simbol betapa manajemen pengolalaan sampah di Indonesia belum sepenuhnya terealisasi dan dilaksanakan dengan baik.

Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional ini berawal dari sebuah peristiwa bencana yang terjadi diawal tahun 2005, tetapnya tanggal 21 Februari 2015, telah terjadi bencana longsor dari sebuah timbunan sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di Leuwigajah Desa Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bencana ini pun menelan korban jiwa yang tidak sedikit tentunya, jumlah korban yang tewas seketika pun tercatat sebanyak 143 orang yang berasal dari 2 kampung yang berada disekitar tempat pembuangan akhir sampah diwilayah tersebut.

Sudah hampir 11 tahun berlalu sejak peristiwa itu terjadi, tetapi ingatan kita akan peristiwa itu masih tetap segar dalam ingatan, apalagi untuk penduduk Desa Batujajar Leuwigajah. Tepatnya hari senin dini hari 21 Februari 2005 tidak pernah terbayangkan oleh penduduk Batujajar, yaitu Kampung Cilimus dan Kampung Pojok bahwa tumpukan sampah yang menggunung akan merenggut nyawa mereka seketika, tidak pernah terbayangkan pula oleh mereka bahwa tumpukan sampah yang ada, akan longsor dan menimpa serta menenggelamkan rumah-rumah mereka, mengubur harta benda mereka, dan tentu saja merenggut anggota keluarga dari pelukan mereka, sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh mereka, 143 nyawa melayang saat itu juga. Dari alasan peristiwa longsornya sampah itulah maka setiap tanggal 21 Februari selalu diperingati Hari Peduli Sampah Nasional disetiap tahun kalender nasional Indonesia. Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional diresmikan pertama kali oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar, pada tahun 2006.  

Perlunya Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional.
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional bukan hanya untuk mengenang tragedi longsornya tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Kabupaten Bandung saja, tentu saja dampak lebih luas dari peringatan ini adalah mengajak semua seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap permasalahan sampah yang sudah sangat memprihatinkan.

Pemerintah tentunya harus lebih serius menyelsaikan persoalan-persoalan tentang sampah. Menurut data tentang pembuangan sampah, sampah yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia secara total secara keseluruhan mencapai 175.000 ton perhari, artinya setiap orang yang ada menghasilkan kurang lebih 0,7 kilogram sampah setiap harinya. Masalah ini pun bukan hanya terpatas produksi sampah yang dihasilkan oleh setiap penduduk Indonesia. Berdasarkan hasil riset penelitian yang dipimpin oleh Jenna R. Jambeck dari Universitas Georgia (1 Juni 2015, http://plasticbank.org/prevent-ocean-plastic/) menyatakan bahwa Indonesia berada dalam peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik ke laut. Jelas situasi ini sangat tidak mengenakan untuk kita yang berarti bahwa kita dalam hal ini pemerintah tidak pernah menggapi persoalan sampah secara serius. Indonesia pun menghadapi situasi ‘Darurat Sampah Nasional’.

Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2016 dalam penyelenggaraannya akan dipusatkan di Kota Makasar Provinsi Sulawesi Selatan. Hari peringatan pun akan diisi dengan kerja bakti membersihkan sampah baik oleh masyrakat maupun oleh berbagai komunitas yang peduli terhadap lingkungan hidup. Terkait dengan itu semuanya, bahwa sebenarnya pemerintah Indonesia sendiri menargetkan Indonesia akan bebas sampah pada tahun 2020. Konsep ini berdasarkan kepada konsep kesadaran kolektif tentang pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri maupun kolektif dengan Prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).

Sampah sebenarnya tidak melulu dianggap buruk jika tata kelola dan tata cara pengelolaannya dilakukan dengan baik. Melihat produksi sampah yang besar di Indonesia, sebenernya ini menjadikan sebuah peluang positif untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) seperti yang ada di Sukawinatan, Kota Palembang – Sumatera Selatan.

Pembangkit listrik yang beroperasi mulai bulan desember 2015 ini bisa menghasilkan listrik berkapasitas 500 Killo Watt yang mampu memberikan suplai listrik kepada sekitar 200 Kepala Keluarga. Bukan hanya sebagai bahan bakar pendukung Pembangkit Listrik Tenaga Sampah saja, sampah pun bisa dijadikan pupuk yang bermanfaat untuk tanaman. Pupuk tanaman ini diambil dari sampah-sampah jenis organik. Sampah organik ini dihasilkan dari sisa-sisa makanan rumah tangga, sayur-sayuran bekas yang tidak layak dijual dipasar dan lainnya sebagainnya. Dari semua telisik ilustrasi yang ada, sebenarnya sampah pun bisa sangat bermanfaat untuk manusia. Akan tetapi jika sampah tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan berbagai masalah yang mendatangkan bencana untuk manusia itu sendiri, wabah penyakit, polusi udara, polusi air, sungai, laut dan lain sebagainya. Tentu saja jika sampah dikelola dengan baik, akan membawa kebaikan untuk kehidupan masyarakat sekitar, lingkungan menjadi asri, terhidar dari berbagai macam wabah penyakit yang diakibatkan oleh sampah itu sendiri.   


Tentunya dengan adanya Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, dapat membangun kesadaran kolektif bahwa sampah tidak bisa dianggap sepele dan sebelah mata.  Kesadaran kolektif akan kepedulian kita terhadap tata cara pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah kita sendiri. Kesadaran kolektif ini harus tumbuh dari dalam diri kita sendiri agar kita selalu membuang sampah pada tempatnya. Kesadaran kolektif ini pun harus disalurkan dengan baik kepada generasi penerus setelah kita, agar kesedaran kolektif ini tidak putus ditengah jalan.  

1 comment

Trash is my responsibility, COMMITTED AND MOVING TOGETHER LET'S BE PART OF THE SOLUTION TO SAVE THE FUTURE EARTH.
togel online